Berita
Cara Mendidik Anak dalam Masalah Finansial Sejak Dini
SHAFIQ Administrator
Rabu, 05-10-22

2 min read

“Ma… aku mau mainan robot yang itu!” pinta seorang anak sambil merengek.

Nampak anak usia 5 tahunan mengiba kepada ibunya di sebuah keramaian pasar. Sejenak sang ibu mengerutkan dahinya melihat harga mainan tersebut, ratusan ribu rupiah. Bukannya tidak sayang anak atau pelit namun kondisi keuangan saat ini sangat minim untuk kebutuhan sehari-hari saja masih diirit-irit.

Setelah sedikit drama dan negosiasi akhirnya ibu tersebut tetap membelikan mainan namun dengan harga yang lebih murah. Masih terjangkau dan tidak terlalu banyak menguras keuangan yang saat ini dimilikinya. Hemat.

Menurut psikolog Irma Gustiana Andriani, S.Psi., M.Psi, Psi, PGCertPT, “Konsep keuangan sederhana sebenarnya sudah bisa Anda kenalkan sejak usia anak 3 tahun.”

Hal ini membutuhkan sosok orang tua yang memberikan teladan dalam mengelola finansial untuk memenuhi kebutuhan pokok maka anak diajak memahami penggunaan uang ketika berbelanja dengan memberikan pengetahuan dan pemahaman dengan bahasa sederhana agar mudah dipahami.

Sebagai contoh dalam kehidupan sehari-hari, setiap awal bulan sesekali anak diajak berbelanja dengan memperlihatkan sebuah proses pemilihan barang yang dibutuhkan dan kenapa harus dibeli kemudian melakukan proses pembayaran ke kasir. Barang-barang yang telah dimiliki digunakan dengan baik serta dirawat agar dapat bermanfaat sesuai tujuan pembelian.

Maka mengenalkan anak dalam hal finansial merupakan salah satu proses penting agar anak memiliki pengetahuan secara mendasar dalam hal pengelolaan finansial.

Cara Mendidik Anak dalam Masalah Finansial Sejak Dini
Salah satu hal yang harus diajarkan kepada anak sejak dini adalah masalah keuangan. Bukan hanya mengenalkan uang pada anak, anda juga perlu mengajari cara mendidik anak dalam masalah finansial sejak dini untuk kebaikan masa depannya seperti yang akan kami bahas di artikel ini.

Berikut kami rangkumkan beberapa cara mendidik anak dalam masalah finansial sejak dini yang bisa anda lakukan.

  1. Beri Tahu Dari Mana Uang Berasal
    Anda bisa memberitahu bahwa ada banyak pekerjaan yang bisa menghasilkan, dan tidak bisa mendapatkan uang secara gratis tanpa bekerja. Sebagai orang tua, anda dapat melatihnya untuk mengenalkan pekerjaan yang menghasilkan uang dengan cara memintanya untuk membantu pekerjaan rumah yang ringan.

    Agar terbentuk karakter anak bahwa berikhtiar merupakan fitrah manusia tentunya dengan berlandaskan ketaqwaan serta pemahaman syariah yang mudah dimengerti.

    Misalnya, membantu membuat kue atau cokelat lalu menjualnya. Jadi, anda akan mengerti dari mana uang itu berasal dan proses mendapatkannya.

  2. Buat Tabungan Khusus
    SHAFIQers juga bisa membuatkan anak celengan yang sederhana. Saat sudah banyak, anda bisa memberikan anak hadiah, karena dia sudah bisa menabung. Anda bisa membelikan barang kesayangannya yang tentunya bermanfaat dari tabungan tersebut.

    Menabung melatih anak untuk bersabar dalam sebuah proses untuk memenuhi keinginannya sehingga terbentuk karakter mau mengikuti proses bukannya serba instan.

  3. Memberikan Pemahaman Tentang Kebutuhan dan Keinginan
    SHAFIQers perlu mengenalkan kepada anak tentang apa yang disebut kebutuhan dan mana yang merupakan keinginan. Katakan kepadanya bahwa kebutuhan adalah sesuatu yang harus anda miliki untuk bertahan hidup, seperti makanan, air, dan tempat tinggal, sementara keinginan adalah sesuatu yang ingin dimiliki yang mungkin saja tidak bermanfaat.

    Misal, kebutuhan untuk makan agar tubuh mampu beraktivitas dengan makanan yang dimasak sendiri sehingga biaya lebih kecil atau keinginan makan di sebuah resto mahal agar dapat pamer dengan selfie di media sosial yang tentunya membutuhkan pengeluaran lebih besar.

  4. Ajari Anak untuk Menunda Pembelian
    Seringkali anak memiliki keinginan untuk membeli secara tiba-tiba, misalnya ketika sedang berjalan-jalan di pusat perbelanjaan. Anda bisa memberitahunya untuk menunda membeli barang tersebut hingga minggu depan, karena bisa jadi minggu depan anak sudah tidak lagi menginginkan benda tersebut.

    Salah satu kelemahan orang tua adalah tidak mampu melihat anaknya merengek bahkan menangis, setiap permintaan akan dibelikan walau terkadang kurang bermanfaat. Hal ini akan menjadi kebiasaan buruk dan membekas pada anak apabila menginginkan sesuatu tidak dapat ditunda lagi walau sudah dirayu-rayu.

  5. Bantu Anak Mengontrol Pengeluaran
    Ajarkan anak tentang cara membuat daftar pengeluaran. Jadi, anak bisa belajar untuk lebih berhati-hati dalam menghabiskan uangnya dan bisa lebih hemat. Hal paling penting, anda harus menjadi contoh yang baik.

    Misalkan dengan memprioritaskan membeli perlengkapan belajar dibanding mainan mahal yang dapat mendukung proses belajar anak. Berikan anak pilihan, mau beli buku atau mainan, dengan memberikan alasan yang dapat dipahami.
Demikian beberapa poin sederhana yang dapat diterapkan ketika mendidik anak dalam masalah finansial sejak dini. Tidak ada kata terlambat untuk memberikan anak sebuah pengetahuan secara mendasar sebelum anak memiliki kebiasaan buruk dalam mengelola finansial di masa depan.

Semoga SHAFIQers diberikan amanah seorang anak yang senantiasa memiliki ketaqwaan dalam kehidupannya khususnya dalam hal harta sehingga diberikan keberkahan karena mengelola harta tanpa melanggar syariah.

Mari renungkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,
“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang diambil manfaatnya, atau doa anak yang shalih.” (HR. Muslim no. 1631)

“Sesungguhnya yang paling baik dari makanan seseorang adalah hasil jerih payahnya sendiri. Dan anak merupakan hasil jerih payah orang tua.” (HR. Abu Daud no. 3528, An-Nasa’i dalam Al-Kubra 4: 4, 6043, Tirmidzi no. 1358, dan Ibnu Majah no. 2290. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Jangan ketinggalan update event & artikel tentang investasi di SCF serta informasi terbaru Penawaran Sukuk dan Saham Syariah.

Apakah SHAFIQers sudah terdaftar sebagai Investor? Silakan DAFTAR



Baca juga:
Perbedaan Investasi Syariah di IDX dan SCF
Investasi adalah seni mengelola harta. Dan setiap investor syariah adalah seniman, mempunyai karakter dan gaya masing-masing
Share