Berita
Merdeka Finansial adalah Bebas dari Utang, Setuju?
SHAFIQ Administrator
Jumat,
16-08-24
Hidup tenang bebas cicilan | 2 min read
Merdeka finansial seringkali diartikan sebagai kondisi di mana seseorang memiliki kebebasan penuh dalam mengatur keuangan tanpa perlu khawatir tentang utang yang menghimpit.
Dalam beberapa bulan terakhir, viral quote ‘Hidup Tenang Tanpa Cicilan’, hal ini disebabkan beberapa tokoh dan public figure yang speak up bahwa hidup terasa lebih tenang setelah tidak berutang dan memiliki cicilan kredit.
Namun, benarkah merdeka finansial itu identik dengan bebas utang?
Sebelum menyimpulkan, mari kita bahas lebih dalam mengenai konsep hidup bebas utang, langkah yang perlu diambil ketika terlilit utang, serta pandangan dalam Islam tentang pertolongan Allah ketika terlilit utang.
Apa yang Dimaksud Hidup Bebas Utang?
Hidup bebas utang adalah kondisi di mana seseorang tidak memiliki kewajiban finansial kepada pihak lain. Ini berarti tidak ada cicilan kartu kredit, pinjaman bank, atau hutang kepada keluarga dan teman.
Hidup bebas utang memberikan ketenangan pikiran dan memungkinkan seseorang untuk fokus pada tujuan keuangan lain, seperti menabung untuk pensiun, investasi, atau mengejar impian lainnya tanpa beban finansial yang menggantung.
Masih bolehkan berutang?
Namun, penting untuk dicatat bahwa bebas utang bukan berarti menghindari semua jenis utang. Ada utang yang dianggap baik dan yang buruk.
Pembahasan ini adalah kutipan secara langsung dari artikel Adab berutang, yaitu:
Adapun hukum asal berutang harta kepada orang lain adalah mubah, jika dilakukan sesuai tuntunan syari’at.
Yang pantas disesalkan, saat sekarang ini orang-orang tidak lagi wara’ terhadap yang halal dan yang haram. Di antaranya, banyak yang mencari pinjaman bukan karena terdesak oleh kebutuhan, akan tetapi untuk memenuhi usaha dan bisnis (bahkan gaya hidup-red) yang menjanjikan.
Utang itu sendiri dapat dibagi menjadi dua bagian. Pertama, Utang baik. Yaitu utang yang mengacu kepada aturan dan adab berutang. Utang baik inilah yang dilakukan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam; ketika wafat, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam masih berutang kepada seorang Yahudi dengan agunan baju perang. Kedua, Utang buruk. Yaitu utang yang aturan dan adabnya didasari dengan niat dan tujuan yang tidak baik.
Kuncinya adalah bagaimana utang tersebut dilakukan tanpa ada pelanggaran syariah kemudian dikelola dengan bijak sehingga tidak menjadi beban yang memberatkan.
Apa yang Harus Dilakukan Ketika Terlilit Utang?
Ketika seseorang terjebak dalam jeratan utang,
- Menyadari dan Cari Solusi
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menyadari dan menerima situasi tersebut. Menyadari bahwa ada masalah adalah langkah awal yang penting untuk mencari solusi. Setelah itu, buatlah daftar semua utang yang dimiliki, termasuk jumlah utang, dan jangka waktu pembayaran. Dengan memahami keseluruhan gambaran utang, dapat membuat rencana untuk melunasi utang tersebut.
- Mengatur Keuangan dengan Ketat
Langkah berikutnya adalah mengatur anggaran dengan ketat. Potong pengeluaran yang tidak perlu dan alokasikan sebanyak mungkin dana untuk membayar utang. Jika memungkinkan, carilah tambahan penghasilan untuk mempercepat pelunasan utang. Jangan ragu untuk mencari bantuan dari konsultan keuangan jika merasa kesulitan mengatur keuangan sendiri.
- Hindari Menambah Utang
Hal terpenting saat ini adalah hindari menambah utang baru selama proses pelunasan. Sering muncul istilah, ‘gali lubang tutup lubang’ maksudnya adalah membayar utang dengan cara berutang, akhirnya adalah lubang semakin dalam dan banyak sehingga terjerat bertumpuk-tumpuk utang.
Adakah Pertolongan Allah Saat Terlilit Utang?
Dalam Islam, utang adalah hal yang sangat serius. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahkan sering berdoa agar dijauhkan dari beban utang. Namun, Islam juga mengajarkan bahwa Allah tidak akan membebani hamba-Nya di luar kemampuan mereka.
Jika seseorang terlilit utang, mereka dianjurkan untuk berdoa agar terbebas utang memohon pertolongan Allah serta berusaha dengan sebaik-baiknya untuk melunasi utang tersebut.
- Ya Allâh, cukupilah aku dengan rezeki-Mu yang halal (hingga aku selamat) dari yang haram. Cukupilah aku dengan karunia-Mu (hingga aku tidak meminta) kepada selain-Mu
[HR. at-Tirmidzi dan dihasankan oleh al-Albâni rahimahullah dalam Shahîhut Targhîb wat Tarhîb no. 1820]
- “Wahai Rabb Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan.
Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Engkau) Yang Maha pengasih di dunia dan akhirat, dan Yang Maha penyayang di dua negeri tersebut. Engkau memberi dari keduanya kepada orang yang Engkau kehendaki, dan Engkau cegah orang yang Engkau kehendaki. Kasihilah aku dengan rahmat-Mu; di mana Engkau jadikan aku cukup dengannya dengan tidak membutuhkan kasih sayang dari siapapun selain Engkau.”
[Syaikh al-Albani rahimahullah menilainya sebagai hadits Hasan dalam Shahîh at-Targhîb wa at-Tarhîb no 1821. Lihat At- Targhîb wa at-Tarhîb hal 734 cetakan Syaikh Masyhur Salman].
Merdeka finansial bukan hanya tentang bebas dari utang, tetapi juga tentang bagaimana kita mengelola keuangan dengan bijak dan bertanggung jawab.
Jika terlilit utang, langkah terbaik adalah menghadapi masalah tersebut dengan membuat rencana pelunasan yang jelas, mengatur anggaran dengan ketat, dan memohon pertolongan Allah.
Dengan usaha dan doa, insya Allah, utang dapat diselesaikan, dan kita dapat mencapai merdeka finansial yang sebenarnya.
Edukasi finansial ini dipersembahkan oleh SHAFIQ, platform investasi syariah yang berkomitmen memberikan edukasi keuangan serta investasi syariah kepada masyarakat Indonesia.
Ingin belajar tentang investasi dan mengelola keuangan tanpa pelanggaran syariah? Pantau terus ya website Shafiq.id dan akun media sosial officialnya.
Pastikan untuk daftar dan lengkapi datanya supaya bisa berinvestasi
_______________
Wajib diperhatikan!!
- Investasi pada efek (saham/sukuk) mengandung risiko tinggi. Pastikan memahami skema bisnisnya melalui prospektus yang disampaikan!