Berita
Dunia Kerja vs. Gen Z, Kenapa Gagal Beradaptasi?
SHAFIQ Administrator
Minggu,
02-02-25
Gen Z vs. Dunia Kerja, Kenapa?| 2 min read
Gen Z ya? Baca ini biar nggak gagal paham!
Di tengah dinamika dunia kerja yang terus berubah, muncul fenomena yang cukup menarik perhatian: Keluhan para pemimpin perusahaan terhadap generasi muda, terutama Gen Z. Banyak yang menilai bahwa generasi ini kerap kesulitan beradaptasi di dunia kerja. Tapi, apakah benar demikian?
Jelang akhir tahun 2024, beberapa content creator membahas melalui podcast mereka terkait fenomena yang terjadi dikalangan Gen Z. Pembahasannya mengerucut pada topik, Bagaimana sikap Gen Z terhadap keseimbangan kehidupan dan pekerjaan?
Mengutip rilis goodstats.id dengan topik mengapa perusahaan memecat karyawan gen Z. Diantara alasannya adalah kurangnya motivasi atau inisiatif (50%), kurangnya profesionalisme (46%), keterampilan berorganisasi yang buruk (42%), keterampilan komunikasi yang buruk (39%), dan kesulitan menerima feedback (38%).
Mari kita ulas bersama melalui artikel singkat ini.
Kenapa Gen Z Kesulitan di Dunia Kerja?
Fenomena ini bukan tanpa alasan. Berikut adalah beberapa faktor utama yang sering menjadi kendala Gen Z dalam dunia kerja:
- Kurangnya Inisiatif
Salah satu kritik utama terhadap Gen Z adalah kurangnya inisiatif dalam pekerjaan. Generasi ini cenderung menunggu instruksi atau arahan daripada proaktif mencari solusi atau mengambil langkah lebih dulu. Hal ini sering membuat bos merasa bahwa pekerjaan mereka jadi lebih berat karena harus terus mengarahkan tim.
- Tidak Tangguh Menghadapi Tekanan
Tekanan kerja merupakan realitas yang tak terhindarkan, namun tak semua mampu menghadapinya dengan tangguh. Beberapa anggota Gen Z lebih mudah merasa stres atau burnout, bahkan dalam situasi yang dianggap biasa oleh generasi sebelumnya.
- Budaya Kerja yang Berbeda
Gen Z memiliki ekspektasi yang sering kali tidak sejalan dengan budaya kerja tradisional, sehingga menimbulkan kesenjangan. Mereka menginginkan jam kerja yang fleksibel, lingkungan yang nyaman, dan keseimbangan hidup yang lebih baik, yang kerap dianggap sulit diterapkan dalam banyak perusahaan.
- Minimnya Pengalaman dan Soft Skills
Meskipun teknisnya mumpuni, Gen Z sering kali kurang dalam hal kemampuan interpersonal yang krusial. Kemampuan seperti komunikasi, manajemen waktu, dan kerja tim menjadi aspek yang sering diabaikan oleh generasi ini.
Apa Penyebabnya?
Mengapa fenomena ini terjadi? Berikut beberapa penyebab utamanya:
- Pola Asuh dan Pendidikan
Banyak anggota Gen Z tumbuh di lingkungan yang melindungi mereka dari kegagalan. Akibatnya, mereka kurang terbiasa menghadapi tantangan atau tekanan.
- Pengaruh Teknologi
Era digital yang serba cepat menciptakan pola pikir instan, yang sering kali mengurangi daya juang seseorang. Kemajuan teknologi memang mempermudah banyak hal, tetapi juga membawa tantangan tersendiri dalam dunia kerja.
- Kurangnya Pengalaman di Dunia Nyata
Minimnya pengalaman kerja sebelum masuk ke dunia profesional sering menjadi hambatan besar. Hal ini membuat mereka sulit memahami dinamika kerja yang sesungguhnya.
Bagaimana Solusinya?
Tidak ada masalah tanpa solusi. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa diambil:
- Pelatihan dan Pengembangan Diri
Fokus pada peningkatan kemampuan teknis dan interpersonal sangat penting bagi kemajuan Gen Z di dunia kerja. Program mentoring dan pelatihan bisa menjadi cara efektif untuk membangun keterampilan mereka.
- Komunikasi yang Lebih Terbuka
Gen Z membutuhkan komunikasi yang transparan agar merasa dihargai dan lebih termotivasi. Dengan dialog yang efektif, kesenjangan antara generasi ini dan pemimpin mereka dapat diminimalkan.
- Tantangan yang Realistis
Tantangan yang sesuai dengan kemampuan mereka bisa menjadi cara untuk mengasah ketangguhan Gen Z. Pastikan juga ada dukungan untuk membantu mereka mengatasi tantangan tersebut.
- Fokus pada Work Life Balance
Fleksibilitas dan perhatian pada keseimbangan hidup adalah kunci untuk meningkatkan loyalitas mereka. Perusahaan yang bisa memenuhi kebutuhan ini akan lebih mudah mempertahankan talenta muda.
Gen Z, Tantangan sekaligus Peluang bagi Dunia Kerja
Dengan pendekatan yang tepat, generasi ini dapat berkembang menjadi tenaga kerja yang inovatif dan produktif. Mari kita dukung mereka untuk menciptakan masa depan yang lebih cerah di dunia profesional!
Mengutip Kontan, Laporan Deloitte pada tahun 2023 menemukan bahwa 50% responden Gen Z menjadikan work life balance "keseimbangan kehidupan kerja" sebagai salah satu prioritas utama saat mempertimbangkan pekerjaan. Generasi yang speak up "mengungkapkan pendapat" ini cenderung tidak menoleransi lingkungan tempat kerja yang toxic “beracun” dan lebih cepat resign “meninggalkan posisi” yang tidak memenuhi harapan mereka.
Berilmu dulu sebelum beramal! Termasuk dalam perkara muamalah seperti investasi. Cari tahu dulu instrumen investasinya dan pastikan sesuai dengan kemampuan kita, supaya bisa lebih tenang saat berinvestasi
_______________
SHAFIQ adalah ‘mini bursa’ platform investasi digital layanan urun dana syariah yang berkomitmen memberikan edukasi finansial, bisnis serta investasi syariah. Raih kesempatan mendapatkan pendanaan bisnis hingga 10 miliar atau sebagai investor bisnis di sektor riil. Segera daftar dan lengkapi datanya.
Wajib diperhatikan!!
- Investasi pada efek (saham/sukuk) mengandung risiko tinggi. Pastikan memahami skema bisnisnya melalui prospektus yang disampaikan!
- Tujuan konten ini untuk edukasi dan literasi dan bukan rekomendasi untuk beli/jual produk investasi tertentu.
References: