Berita & Artikel
Ingin Rezeki Halal dan Berkah? Inilah 7 Prinsip Cerdasnya!
SHAFIQ Administrator
Minggu,
29-06-25
7 Prinsip Meraih Rezeki | 2 Men read
“Kita harus Kaya karena Kekayaan adalah Standar Kesuksesan Hidup”.
Pernah dengar perkataan ini?
Pada zaman ini kekayaan sering menjadi standar kesuksesan seseorang sehingga sebagai manusia yang memiliki harta merasa paling berhak dimuliakan bahkan merendahkan orang yang lebih miskin darinya. Apakah hal ini telah terjadi?
Lalu…
- Bagaimana prinsip Islam melihat fenomena ini?
- Bagaimana syariat ini memandang si Kaya dan si Miskin?
- Bagaimana cara yang tepat untuk meraih rezeki agar tetap halal dan berkah?
Berikut ini beberapa prinsip yang wajib dipahami oleh seorang muslim agar tidak terombang-ambing dengan berbagai macam godaan dunia sehingga melalaikan dirinya dari dzikrullah bahkan melupakan hari pembalasan.
7 Prinsip agar Rezeki Halal dan berkah
Dengan mengutip dalil-dalil Qur’an serta Hadits hingga perkatan para ulama salaf sehingga membuat kita yakin terhadap mulianya prinsip dalam Islam dalam hal rezeki dan cara mendapatkannya.
Mari kita renungkan bersama!
- Fitnah Harta dalam Merusak Agama dan Keimanan
Tidaklah dua ekor srigalaِ kelaparan yang dilepaskan kepada kambing, lebih besar kerusakan (bahaya)nya terhadap kambing tersebut, dibandingkan dengan (sifat) rakus seorang manusia terhadap harta dan kedudukan (dalam merusak/ membahayakan) agamanya (HR at-Tirmidzi no. 2376)
Kerusakan ini disebabkan kerakusan terhadap harta dan kedudukan akanmendorong orang untuk terus mengejar dunia namun melanggar berbagai aturan dalam syariat Islam.
- Lebih Mulia Siapa antara Miskin dan Kaya?
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allâh ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. (al-Hujurât:13)
Para ulama menyimpulkan bahwa, “Masing-masing dari keduanya tidak ada yang lebih utama dibandingkan yang lain kecuali dengan ketakwaan. Maka yang paling kuat iman dan taqwanya itulah yang paling utama, kalau iman dan takwa keduanya sama, maka keutamaan keduanya pun sama.
- Mencari Nafkah dengan Jalan yang Halal
Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al Mu’minun : 51)
Allah hanya memperbolehkan usaha yang jujur dan bersih, sementara usaha yang curang atau kotor dilarang. Seorang muslim tidak boleh mencari rezeki dengan cara apa saja tanpa peduli halal-haramnya, hanya karena tergiur keuntungan yang tampak menarik tapi sebenarnya melanggar prinsip syariah.
- Jauhi Sifat Pemalas dan Peminta-minta
Islam sangat mengecam sifat malas, membatasi ruang gerak orang yang suka meminta-minta, dan menutup rapat segala bentuk ketergantungan hidup pada orang lain.
Dari Anas bin Malik berkata, bahwa Rasulullah selalu membaca dalam doanya: “Ya, Allah! Aku berlindung diri kepadaMu dari tidak berdaya, malas, pengecut, bakhil, lanjut usia, kekerasan hidup, lalai, melarat, kehinaan, dan kerendahan. Aku berlindung kepadaMu dari kemiskinan, kekufuran, kefasikan, kesesatan, kemunafikan, sum’ah dan riya’. Dan aku berlindung kepadaMu dari penyakit tuli, bisu, penyakit kusta, penyakit kulit dan seluruh penyakit yang buruk”. (HR Al Hakim dalam Mustadrak)
Lagi cari insight? Cek juga Gaji Cepat Habis, Cicilan Menumpuk? Ini 'Tanda Bahaya' Finansial Gen Z!
- Tidak Lalai dari Mengingat Allah (Dzikirullah)
Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingat Allâh, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat. Mereka takut pada hari (pembalasan) yang (pada saat itu) hati dan penglihatan menjadi goncang (an-Nûr :37)
Imam al-Qurthubi rahimahullah menjelaskan, “Dianjurkan bagi seorang pedagang (pengusaha) untuk tidak disibukkan/ dilalaikan dengan perniagaan (usaha)nya dari menunaikan kewajiban-kewajibannya, maka ketika tiba waktu shalat fardhu hendaknya dia (segera) meninggalkan perniagaannya (untuk menunaikan shalat), agar dia termasuk ke dalam golongan orang-orang (yang dipuji Allâh Azza wa Jalla ) dalam ayat ini” (Tafsir al-Qurthubi 5/156)
- Saatnya Menjadi Orang yang Zuhud
Mari renungkan nasihat mulia dari ulama salaf terkait pentingnya zuhud dalam kehidupan ini.
Ibnu Rajab mengatakan bahwa, Zuhud di dunia bukanlah dengan mengharamkan yang halal, dan juga bukan dengan menyia-nyiakan harta, akan tetapi zuhud di dunia adalah dengan kamu lebih yakin dengan (balasan kebaikan) di tangan Allâh Azza wa Jalla daripada apa yang ada di tanganmu, dan jika kamu ditimpa suatu musibah (kehilangan sesuatu yang dicintai), maka kamu lebih mengharapkan pahala dan simpanan (kebaikannya diakhirat kelak) daripada jika sesuatu yang hilang itu tetap ada padamu”. (Jaami’ul ‘uluumi wal hikam” (2/179))
- Jangan jadikan Dunia sebagai Tujuan
Sebagai penutup mari renungkan dengan mendalam dari nasihat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Barangsiapa yang (menjadikan) dunia tujuan utamanya, maka Allâh akan mencerai-beraikan urusannya dan menjadikan kemiskinan(tidak pernah merasa cukup) (selalu ada) di hadapannya, padahal dia tidak akan mendapatkan (harta benda) duniawi melebihi dari apa yang Allâh tetapkan baginya. Dan barangsiapa yang (menjadikan) akhirat niat (tujuan utama)nya, maka Allâh akan menghimpunkan urusannya, menjadikan kekayaan/selalu merasa cukup (ada) dalam hatinya, dan (harta benda) duniawi datang kepadanya dalam keadaan rendah (tidak bernilai di hadapannya)”. (HR Ibnu Majah (no. 4105))
Demikian prinsip yang harus dipahami seorang muslim agar tidak terombang-ambing dengan berbagai godaan, rayuan serta fitnah dunia. Namun tetap berikhtiar menjalankan bisnis atau bekerja tanpa melanggar prinsip tersebut.
Insya Allah rezeki yang didapatkan akan tetap halal, berkah dan memberi manfaat untuk kehidupan dunia serta akhirat… Amiin.
Bagaimana cara mandiri mengembangkan finansial? Investasi syariah di shafiq.id yang menyediakan layanan urun dana syariah agar kamu bisa turut mendukung berbagai proyek usaha serta meraih potensi imbal hasil yang aman dan sesuai syariat.
_______________
SHAFIQ.id hadir untuk bantu kamu Investasi di Bisnis UKM riil yang halal dan tanpa pelanggaran syariah. Urun dana bisa bantu bisnis berkembang—dan kamu juga berpeluang Raih Pendanaan hingga Rp10 Miliar! Caranya segera ya! Daftar
⚠️ Disclaimer | Semua bentuk investasi punya risiko. Pastikan kamu baca prospektus dan pahami model bisnisnya sebelum berinvestasi, ya!
⚠️ Artikel ini untuk tujuan edukasi dan literasi. Bukan ajakan beli/jual instrumen tertentu.