Berita
Bahaya Flexing atau Suka Pamer di Media Sosial
SHAFIQ Administrator
Sabtu,
08-04-23
Flexing dan suka pamer | 2 min read
Sosial media telah menjadi bagian penting dalam kehidupan kita saat ini, di mana orang dapat berbagi kehidupan mereka dengan mudah dan menunjukkan prestasi mereka kepada orang lain.
Namun, ada bahaya yang terkait dengan perilaku suka pamer dan flexing di media sosial yang dapat mempengaruhi kesehatan mental hingga finansial seseorang.
Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang bahaya dari perilaku ini dan juga cara mengatasinya.
Bahaya Suka Pamer dan Flexing di Media Sosial
Perilaku suka pamer dan flexing di media sosial dapat menimbulkan beberapa risiko kesehatan mental hingga masalah finansial. Berikut adalah beberapa bahaya yang terkait dengan perilaku tersebut:
- Mengurangi rasa percaya diri
Suka pamer dan flexing di media sosial dapat membuat seseorang merasa terus-menerus perlu untuk menunjukkan prestasi mereka kepada orang lain. Jika prestasi seseorang tidak selalu mendapat perhatian atau pujian dari orang lain, maka dapat menurunkan rasa percaya diri dan menyebabkan kecemasan yang berkelanjutan.
- Memperburuk gangguan mental
Suka pamer dan flexing di media sosial dapat memperburuk gangguan mental seperti depresi dan kecemasan. Seseorang yang sering menunjukkan prestasi mereka di media sosial dapat merasa tertekan untuk terus mempertahankan citra positif mereka, yang dapat meningkatkan tingkat stres dan kecemasan.
- Membuat seseorang menjadi tidak bahagia
Seseorang yang terus-menerus mencari validasi dan perhatian dari orang lain di media sosial dapat membuat mereka merasa tidak bahagia dan kehilangan fokus pada hal-hal yang benar-benar penting dalam kehidupan mereka. Hal ini dapat menyebabkan seseorang merasa tidak puas dengan diri sendiri dan hidup mereka.
- Pencurian Identitas
Posting foto yang terlalu memamerkan kekayaan bisa membuat pengguna media sosial menjadi target pencurian identitas. Banyak pencuri identitas yang memanfaatkan foto-foto ini untuk mencuri informasi pribadi, seperti nomor kartu kredit, alamat rumah, atau nomor telepon.
- Penipuan Online
Suka pamer dan flexing juga bisa menjadi sasaran bagi penipuan online. Banyak penipu online yang memanfaatkan foto-foto pengguna media sosial untuk meminta uang atau informasi pribadi. Penipu ini biasanya menggunakan foto yang terlalu memamerkan kekayaan sebagai alat untuk menipu orang.
- Kecemburuan Sosial
Postingan yang memamerkan kekayaan juga bisa memicu rasa cemburu sosial pada pengguna media sosial lainnya. Hal ini bisa menyebabkan pengguna media sosial lainnya merasa terancam dan menciptakan atmosfer yang tidak sehat di media sosial.
- Belanja Konsumtif Berlebihan
Perilaku suka pamer dan flexing akan memunculkan sikap hidup konsumtif dalam berbelanja untuk memenuhi gengsi dan gaya hidup. Hal ini akan mengganggu kondisi finansial kamu dikarenakan selalu menuruti hawa nafsu dalam memenuhi kebiasan pamer tersebut. Seakan-akan harus ada hal baru yang selalu ditampilkan setiap harinya.
Cara Mengatasi Perilaku Suka Pamer dan Flexing di Media Sosial
Berikut adalah beberapa cara untuk mengatasi perilaku suka pamerin dan flexing di media sosial:
- Berhenti membandingkan diri dengan orang lain
Seringkali, seseorang suka pamer dan flexing di media sosial karena mereka ingin terlihat lebih baik daripada orang lain. Oleh karena itu, penting untuk berhenti membandingkan diri dengan orang lain dan fokus pada diri sendiri.
- Fokus pada prestasi yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
Alihkan fokus dari prestasi yang dilihat orang lain dan fokus pada prestasi yang sesuai dengan kemampuan individu. Fokus pada hal-hal yang benar-benar penting bagi Anda dan bukan hanya mencari pujian dan validasi dari orang lain.
- Batasi penggunaan media sosial
Seringkali, perilaku suka pamer dan flexing di media sosial dapat terjadi karena penggunaan media sosial yang berlebihan. Batasi waktu yang dihabiskan di media sosial dan fokus pada kegiatan yang lebih produktif dan positif.
- Batasi Informasi Pribadi yang Dibagikan
Pengguna media sosial harus berhati-hati saat memberikan informasi pribadi mereka di media sosial. Informasi yang terlalu detail, seperti alamat rumah atau nomor telepon, harus dihindari. Batasi juga jumlah foto yang terlalu memamerkan kekayaan.
- Fokus pada Hal Positif
Daripada memamerkan kekayaan, pengguna media sosial sebaiknya membagikan hal-hal positif dan inspiratif, seperti kesuksesan dalam karir, kegiatan amal, atau prestasi akademik. Hal-hal ini bisa membangkitkan semangat dan memberikan inspirasi bagi pengguna media sosial lainnya.
- Hindari Pameran Kekayaan
Pengguna media sosial harus menghindari memamerkan kekayaan mereka secara terang-terangan di media sosial. Postingan yang terlalu memamerkan kekayaan bisa menjadi sasaran bagi penipu online atau pencuri identitas.
- Berhati-hati dalam Berinteraksi dengan Orang Baru
Pengguna media sosial harus berhati-hati dalam berinteraksi dengan orang baru di media sosial. Jangan memberikan informasi pribadi atau keuangan kepada orang yang tidak dikenal.
- Miliki Kecerdasan Finansial
Pahami bahwa kecerdasan finansial sangat dibutuhkan agar terhindar dari sikap suka pamer. Hal ini terkait pengetahuan, perilaku dan kebiasaan dalam penggunaan harta agar lebih berkah dan tidak melanggar syariah.
Media sosial telah menjadi bagian dari kehidupan modern kita. Dari Instagram hingga Facebook, banyak orang menghabiskan waktu mereka di platform media sosial ini.
Sayangnya, beberapa pengguna media sosial terlalu suka pamerin kekayaan mereka, seperti mobil mewah, perhiasan, atau pakaian mahal dalam sebuah postingan yang bertujuan untuk memamerkan kekayaan mereka, yang disebut sebagai flexing.
Semoga artikel ini memberikan inspirasi agar terhindar dari perilaku di atas. Hindari sifat tamak (greedy) ingin cepat kaya tanpa menjalan proses yang benar agar bisa flexing kesuksesan namun didapatkan dengan melanggar syariah.
______________________
SHAFIQ adalah perusahaan penyelenggara securities crowdfunding syariah yang berizin dan diawasi OJK serta DSN-MUI. Dapatkan permodalan syariah hingga 10 miliar melalui SCF Syariah atau menjadi pemodal dalam investasi syariah dalam bentuk sukuk serta saham syariah yang sesuai dengan profil risiko kamu.
Lakukan investasi dengan uang dingin sesuai tujuan keuangan dan profil risiko yang kamu miliki.
Disclaimer: Konten ini memiliki tujuan edukasi terkait finansial sedangkan pilihan investasi pada efek (saham/ sukuk) mengandung RISIKO TINGGI yang seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi.