Berita
Manajemen Utang Agar Tidak Gali Lubang Tutup Lubang
SHAFIQ Administrator
Senin, 12-06-23

Cara mengelola utang pribadi dan usaha | 3 min read


Apa kabar SHAFIQers?

SHAFIQers masih punya utang?
Apa sedang memberikan piutang ke orang lain?

Banyak hadits-hadits utang yang menjelaskan terkait bahaya utang, salah satunya adalah Dari Abdullah bin Umar Radhiallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam bersabda,

“Barangsiapa yang mati dalam keadaan masih punya hutang, maka kelak (di hari kiamat) tidak ada dinar dan dirham untuk melunasinya. Namun yang ada hanyalah kebaikan atau keburukan (untuk melunasinya)” (HR. Ibnu Majah no. 2414, dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah no. 437).

As Sindi Rahimahullah menjelaskan, “Maksudnya, akan diambil kebaikan-kebaikannya, dan akan diberikan kepada si pemberi hutang sebagai ganti dari hutang yang belum terbayar” (Hasyiah As Sindi ‘ala Sunan Ibnu Majah, 2: 77).
Dalam pembahasan lainnya terdapat pula hadits tentang keutamaan memberikan piutang kepada pihak lain yang membutuhkan, Al Qardh (hutang), atau yang dikenal dengan At Taslif (memberi pinjaman) memiliki hukum sunnah dan sehingga terdapat pahala, berdasarkan firman Allah Ta’ala: “dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik” (QS. Al Baqarah: 195).

Sehingga pada prinsipnya bahwa pihak yang memberi pinjaman (kreditur), hukumnya adalah sunnah. Sedangkan bagi pihak yang meminjam (debitur), maka hukumnya boleh (jaa-iz) namun ketika sangat membutuh. Pembahasan mendetail terkait kaidah serta bagaimana hukum utang telah banyak dijelaskan para ulama dalam kitabnya.

Bagaimana cara menghindari utang?

Pada kesempatan ini kami hanya akan menjelaskan bagaimana cara agar dapat menghindari utang dengan melakukan beberapa hal berikut:

  1. Membuat budget bulanan
    Kamu harus mengetahui berapa pemasukan dan pengeluaran setiap bulan, dan mengalokasikan dana untuk kebutuhan prioritas, tabungan, dan investasi. Harus disiplin mengikuti budget yang sudah ditentukan dan tidak berbelanja melebihi kemampuan serta diluar kebutuhan.

  2. Menahan diri dari godaan belanja konsumtif
    Bedakan antara kebutuhan dan keinginan, dan tidak mudah tergoda untuk belanja hal-hal yang tidak perlu. Cari cara untuk mengurangi penggunaan kartu kredit atau pay later, yang bisa menimbulkan utang jika tidak dibayar tepat waktu. Lebih tepatnya jauhi godaan pinjaman yang terdapat praktik ribawi di dalamnya.

  3. Memiliki tabungan dana darurat
    Miliki tabungan khusus untuk mengantisipasi kondisi darurat yang membutuhkan dana mendesak, seperti sakit, kecelakaan, atau bencana. Tabungan dana darurat ini bisa membantu menghindari utang saat terjadi hal-hal yang tidak terduga

  4. Mencari penghasilan tambahan
    Manfaatkan kemampuan atau hobi yang kamu miliki untuk mendapatkan penghasilan tambahan selain dari pekerjaan utama. Penghasilan tambahan ini bisa digunakan untuk menambah tabungan, investasi, atau membayar utang jika ada.

  5. Minta bantuan profesional
    Kamu merasa kesulitan mengelola keuangan atau utang, silakan meminta bantuan profesional seperti konsultan keuangan atau lembaga penyelesaian utang. Mereka bisa memberikan saran, solusi, atau bantuan hukum terkait masalah keuangan atau utang. Namun, pastikan memilih pihak yang terpercaya dan memiliki izin resmi.
Apakah hal di atas menjawab permasalah kamu agar dapat menghindari utang dalam kehidupan sehari-hari. Semoga hal ini dapat diterapkan dan mampu menghindari diri kita dari jeratan utang.

Apa perbedaan antara utang konsumtif dan produktif?

Tapi pada praktiknya ternyata jauh dari teori dan usaha yang sudah dilakukan, ada saja kondisi yang membuat kita akhirnya harus berutang disebabkan beberapa hal. Misal, mengalami musibah atau kejadian diluar kebiasaan kemudian membutuhkan uang dalam waktu dekat.

Sebelum berutang yuk… perhatikan perbedaan antara utang konsumtif serta produktif. Agar dapat menjadi bahan pertimbangan apakah sudah saatnya perlu berutang atau tidak perlu, berikut ini adalah penjelasannya:

  1. Utang konsumtif
    Utang yang digunakan untuk membeli barang atau jasa yang nilainya akan berkurang atau habis seiring waktu, dan tidak memberikan penghasilan atau manfaat keuangan di masa depan. Misalkan, kartu kredit atau pinjaman online yang digunakan untuk belanja kebutuhan non-prioritas, seperti pakaian, gadget, liburan, atau hiburan.

    Utang konsumtif biasanya memiliki bunga yang tinggi dan jangka waktu yang pendek, sehingga bisa memberatkan keuangan jika tidak dibayar tepat waktu. Hutang konsumtif sebaiknya dihindari agar tidak terjerat dalam lingkaran utang serta praktik ribawi.

  2. Utang produktif
    Utang yang digunakan untuk membeli barang atau aset yang nilainya bisa naik atau menambah penghasilan di masa depan. Misalkan, pinjaman modal usaha yang digunakan untuk membeli properti, mesin, peralatan, atau bahan baku. Utang produktif biasanya jangka waktu yang panjang, sehingga bisa dicicil secara bertahap tanpa mengganggu arus kas. Utang produktif bisa menjadi hal yang menguntungkan jika dikelola dengan baik dan sesuai dengan rencana.

Demikianlah perbedaan antara hutang konsumtif dan produktif. Semoga jawaban ini membantu kamu dalam mempertimbangkan apakah sudah saatnya untuk berutang.

Miliki strategi mengelola utang konsumtif, perusahaan, pribadi, mengelola utang online, usaha hingga utang rumah tangga. Apakah hal ini menjawab?

Yuk kita bahas secara khusus mengelola utang yang bersifat produktif, misalkan utang perusahaan atau bisnismu.

Bagaimana cara mengelola utang produktif?

Bisnis yang kamu jalankan akhirnya memiliki utang produktif sebabkan kebutuhan yang mendesak maka wajib perhatikan beberapa bagaimana cara mengelola utang dengan baik berikut ini:

  1. Membuat rencana yang matang sebelum berutang
    Ketahui tujuan, jumlah, jangka waktu, dan sumber pengembalian utang yang akan diajukan. Wajib memperhitungkan risiko dan manfaat dari utang tersebut, serta meyakinkan pemberi utang dengan rencana yang jelas dan realistis.

  2. Menyesuaikan utang dengan kebutuhan dan kemampuan membayar
    Meminjam harus disesuaikan dengan kebutuhan untuk membeli barang atau aset yang produktif, serta tidak berlebihan atau boros. Kamu juga harus memastikan bahwa akan mampu membayar cicilan utang setiap bulannya sesuai dengan penghasilan dan arus kas bisnismu.

  3. Membayar tepat waktu
    Memiliki sikap disiplin dalam membayar cicilan utang sesuai dengan jatuh tempo yang ditentukan. Hal ini akan membantu kamu terhindar sifat zalim kepada pemberi utang atau masalah hukum yang bisa merugikan. Hal ini juga akan memberikan kepercayaan dari pemberi utang jika Anda membayar tepat waktu.

    Bagaimana jika terlambat membayar utang? Silahkan cari tahu adab berutang bagi peminjam, salah satunya memberi kabar serta alasannya dengan jujur dan meminta tenggat waktu. Pernah mengalami hal ini? Jangan malah menghilang ya!

  4. Hindari membayar utang dengan utang lain
    Hindari kebiasaan menutup utang dengan utang lain “gali lubang tutup lubang”, karena hal ini akan membuat kamu terjerat dalam lingkaran utang yang semakin besar dan sulit dilunasi. Jika kesulitan membayar utang, sebaiknya lakukan negosiasi atau kerjasama dengan pemberi utang untuk mendapatkan keringanan atau penundaan pembayaran.

  5. Membuat catatan dan pembukuan yang rapi
    Lakukan pencatatan dan melaporkan semua transaksi utang yang lakukan secara rinci dan akurat. Hal ini akan membantu mengontrol dan mengevaluasi kinerja utang, serta membuat perencanaan keuangan yang lebih baik. Kamu juga bisa menggunakan aplikasi atau software akuntansi untuk memudahkan proses pencatatan dan pembukuan utang.

Demikianlah beberapa cara mengelola hutang produktif dengan baik serta beberapa hal terkait cara menghindari utang. Semoga jawaban ini bermanfaat bagi SHAFIQers

Sebuah renungan terkait kebiasaan berutang

Hukum berutang bukanlah perbuatan dosa sebagaimana dijelaskan para ulama. Namun jika seseorang memiliki kebiasaan berutang akan menghantarkan para perbuatan yang diharamkan ALLAH subhaanahu wa ta’aala.

Diriwayatkan dari ‘Aisyah radhiallaahu ‘anhaa, bahwasanya dia mengabarkan, “Dulu Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam sering berdoa di shalatnya: “Ya Allah! Sesungguhnya aku berlindung kepadamu dari azab kubur, dari fitnah Al-Masiih Ad-Dajjaal dan dari fitnah kehidupan dan fitnah kematian. Ya Allah! Sesungguhnya aku berlindung kepadamu dari hal-hal yang menyebabkan dosa dan dari berhutang“

Berkatalah seseorang kepada beliau:
“Betapa sering engkau berlindung dari hutang?”

Beliau pun menjawab:
“Sesungguhnya seseorang yang (biasa) berhutang, jika dia berbicara maka dia berdusta, jika dia berjanji maka dia mengingkarinya” (HR Al-Bukhaari no. 832 dan Muslim no. 1325/589
______________________
SHAFIQ adalah Securities Crowdfunding Syariah yang berizin dan diawasi OJK serta DSN-MUI. Dapatkan kesempatkan pendanaan bisnis tanpa melanggar syariah hingga 10 miliar.

Kamu juga dapat membantu UMKM atau Startup melalui SCF Syariah sebagai investor atau pemodal dalam investasi syariah dengan instrumen sukuk serta saham syariah.

Pelajari prospektus yang disajikan para penerbit dan gunakan uang dingin yang sesuai dengan profil risiko kamu.

  • Artikel ini mengutip beberapa sumber untuk mendukung data tulisan agar lebih bermanfaat untuk pembaca

Share