Berita
Antara Gaji dan Investasi: Pentingnya Mengelola Keuangan di Usia Produktif
SHAFIQ Administrator
Kamis,
30-11-23
Gaji dan Investasi serta Tabungan | 2 min read
Katadata merilis informasi dari Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan bahwa jumlah penduduk Indonesia mencapai 275,77 juta jiwa pada 2022. Jumlah tersebut terdiri dari 190,98 juta jiwa (69,25%) kategori usia produktif (usia 15-64 tahun); serta 84,8 juta jiwa (30,75%) kategori usia tidak produktif.
Bagaimana tantangan saat masuk usia produktif terkait kondisi finansialnya? Masa muda atau sering disebut usia produktif adalah masa ketika aktif bekerja, berusaha dan bisnis sehingga kemampuan mengelola keuangan sangat dibutuhkan agar ketika memasuki usia non produktif sudah raih freedom finansial.
Mengelola Keuangan di Usia Produktif
Usia produktif merujuk pada rentang usia dimana seseorang aktif secara ekonomi, yang seringkali berkisar antara 20 hingga 60 tahun. Pada rentang usia ini, individu biasanya bekerja, menghasilkan pendapatan, dan dapat melakukan investasi untuk masa depan mereka.
Sedangkan usia non-produktif biasanya mengacu pada usia setelah pensiun, di mana seseorang tidak lagi bekerja secara aktif atau memiliki penghasilan rutin.
Berikut beberapa contoh sederhana mengelola gaji pada usia produktif agar lebih bermanfaat sehingga menghasilkan kondisi keuangan yang sehat.
Cara Alokasi Gaji Bulanan dan Contoh Alokasi Gaji 5 Juta
Alokasi gaji bulanan penting untuk memastikan kestabilan keuangan dan mempersiapkan masa depan. Sebagai contoh alokasi gaji sebesar 5 juta rupiah:
- Pendapatan Primer (50-70%)
Gunakan sekitar 50-70% dari gaji untuk kebutuhan pokok seperti biaya makan, transportasi, sewa/ tempat tinggal, dan tagihan bulanan.
- Tabungan (10-20%)
Alokasikan sekitar 10-20% dari gaji untuk ditabung. Ini bisa menjadi dana darurat atau tabungan jangka panjang untuk tujuan tertentu seperti pendidikan, liburan, atau investasi.
- Investasi (10-20%)
Gunakan sekitar 10-20% dari gaji untuk memulai investasi jangka panjang yang bisa memberikan keuntungan di masa depan.
- Hiburan dan Gaya Hidup (10-20%)
Sisihkan sekitar 10-20% untuk aktivitas rekreasi, hobi, atau hal-hal yang memberikan kebahagiaan.
Investasi Bisa Dimulai dari Umur Berapa?
Investasi sebaiknya dimulai sejak dini, bahkan sejak usia muda seperti usia 20-an atau bahkan saat masih kuliah. Memulai investasi lebih awal memberikan keuntungan jangka panjang karena waktu adalah faktor krusial dalam pertumbuhan investasi.
Cara Berinvestasi di Usia Muda
Investasi tidak harus selalu dalam bentuk uang atau modal usaha namun juga hal lain yang penting sebagai bekal masa depan, berikut contohnya:
- Pendidikan dan Pengetahuan
Pelajari dasar-dasar investasi, risiko, dan instrumen-instrumen investasi yang sesuai dengan tujuan keuangan.
- Mulai dengan Investasi Ringan
Mulailah dengan investasi yang terjangkau seperti ilmu investasi, sukuk, saham. Contoh, dengan mendaftar di platform investasi digital atau membeli sukuk atau saham perusahaan yang diminati.
- Investasi Berjangka Panjang
Pilih investasi yang memiliki potensi pertumbuhan jangka panjang, sehingga dapat memberikan hasil yang lebih besar seiring berjalannya waktu.
- Diversifikasi Portofolio
Sebisa mungkin, bagi investasi ke berbagai instrumen untuk mengurangi risiko. Jangan hanya bergantung pada satu jenis investasi saja.
Memahami pentingnya tabungan dan investasi di usia produktif adalah langkah penting untuk membangun keuangan yang stabil dan mengamankan masa depan finansial Anda.
Dengan alokasi yang tepat dari gaji bulanan serta memulai investasi sejak dini, SHAFIQers dapat mencapai tujuan keuangan jangka panjang dengan lebih baik.
Bisnismu ingin lebih maju dan berkah? Dapatkan permodalan tanpa pelanggaran syariah di dalamnya. Silakan cari tahu seputar hal ini di Shafiq.id, platform SCF berbasis Syariah Pertama di Indonesia.
Ingin mendukung ekosistem syariah di Indonesia? SHAFIQers dapat menjadi seorang pemodal pada Sukuk/ Saham syariah yang sedang listing di Shafiq.id
______________________
SHAFIQ adalah ‘mini bursa’ yang mempertemukan para pengusaha UMKM atau Startup dengan para Pemodal. Melalui Platform Investasi Syariah berbasis teknologi digital yang telah memiliki izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta diawasi DSN-MUI.
- Investasi pada efek (saham/ sukuk) mengandung RISIKO TINGGI yang seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi.
- Sebelum berinvestasi, pastikan memahami skema bisnisnya melalui prospektus yang disampaikan.