Berita
6 Etika Wajib Pengusaha Muslim! Agar Bisnis Sukses dan Berkah
SHAFIQ Administrator
Jumat, 24-01-25

Pengusaha muslim wajib tahu! | 2 min read

Dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak kasus manipulasi, fraud, dan scam yang terjadi dengan kedok "bisnis." Praktik-praktik tidak jujur ini merugikan masyarakat, mencoreng reputasi pelaku bisnis, dan pada akhirnya mengikis kepercayaan masyarakat.

Bagi seorang Muslim, menjalankan bisnis tidak hanya soal untung dan rugi, tetapi juga tentang tanggung jawab kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Islam menempatkan etika sebagai fondasi dalam setiap aspek kehidupan, termasuk bisnis. Etika ini tidak hanya mengatur hubungan antara pedagang dan pembeli, tetapi juga mencerminkan integritas pribadi seorang Muslim.

Baca juga! Solusi Modal Usaha dengan Sukuk Syariah di SHAFIQ

Berikut ini adalah beberapa etika yang menjadi pedoman bagi pengusaha Muslim:

  1. Shidiq (Jujur)
    Kejujuran adalah dasar utama dalam berbisnis. Pengusaha Muslim harus menghindari kebohongan, penipuan, pengkhianatan, serta janji yang tidak ditepati. Ketidakjujuran tidak hanya berdampak negatif pada usaha, tetapi juga mempengaruhi kehidupan pribadi, keluarga, dan masyarakat.

    Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kejujuran dalam firman-Nya:
    “Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil.” (Q.S Al-An’aam (6): 152)
    “Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang merugikan, dan timbanglah dengan timbangan yang lurus. Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi ini dengan membuat kerusakan.” (Q.S Asy-Syu’araa (26): 181-183)

    Penyimpangan dalam menakar, menimbang, atau mengukur adalah perbuatan keji yang dilarang keras. Bahkan tindakan ini digolongkan sebagai bentuk kejahatan tersembunyi yang dampaknya tidak kalah merugikan dibandingkan kejahatan terang-terangan seperti pencurian atau perampokan.

    Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
    “Pedagang yang jujur serta terpercaya (tempatnya) bersama para Nabi, orang-orang yang jujur, dan orang-orang yang mati syahid pada hari kiamat.” (HR. Bukhari, Hakim, Tirmidzi, dan Ibnu Majah)

  2. Amanah (Tanggung Jawab)
    Pengusaha memiliki tanggung jawab untuk menjaga kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat. Tanggung jawab ini mencakup penyediaan barang atau jasa dengan kualitas dan harga yang wajar. Islam melarang keras tindakan seperti menimbun barang untuk memanipulasi harga pasar.

    Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
    “Barangsiapa yang menimbun makanan, maka ia adalah orang yang berdosa.” (HR. Muslim dan Abu Dawud)
    “Orang yang mendatangkan barang dagangan untuk dijual, selalu akan memperoleh rejeki, dan orang yang menimbun barang dagangannya akan dilaknat Allah.” (HR. lbnu Majjah)

    Penimbunan barang, terutama kebutuhan pokok, hanya akan menimbulkan keresahan dan ketidakseimbangan di masyarakat. Oleh karena itu, pedagang Muslim harus memastikan ketersediaan barang yang memadai dan bersikap adil dalam menetapkan harga.

    Baca juga! Bedah Akad-Akad di SHAFIQ Bersama Ustadz Ammi Nur Baits

  3. Tidak Menipu
    Menipu adalah perbuatan yang bertentangan dengan prinsip Islam. Pasar sering dianggap sebagai tempat yang rawan penipuan, sumpah palsu, dan perilaku tidak jujur lainnya.

    Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dengan tegas melarang perilaku ini:
    “Siapa saja menipu, maka ia tidak termasuk golonganku.” (HR. Bukhari)

    Sumpah palsu mungkin melariskan dagangan, tetapi menghilangkan berkah dari usaha tersebut.
    Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
    “Sumpah dengan maksud melariskan barang dagangan adalah penghapus barokah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

  4. Menepati Janji
    Seorang pengusaha Muslim harus menepati semua janji yang dibuat, baik kepada pembeli maupun sesama pengusaha. Janji meliputi kualitas barang, waktu pengiriman, hingga pelayanan purna jual.

    Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
    “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadaNya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhutbah). Katakanlah: “Apa yang di sisi Allah adalah lebih baik daripada permainan dan perniagaan”, dan Allah sebaik-baik pemberi rezeki” (Q.S Al Jumu’ah (62):10-11)

    Pedagang Muslim juga diwajibkan untuk menjaga ibadah, termasuk melaksanakan shalat tepat waktu, meskipun sedang sibuk berdagang.

    Baca juga! Cara Memperoleh Pendanaan Bisnis hingga 10 Miliar melalui SCF

  5. Murah Hati
    Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menganjurkan sikap murah hati dalam berdagang, seperti ramah, sopan, dan memberikan kemudahan kepada pembeli. Beliau bersabda:

    “Allah berbelas kasih kepada orang yang murah hati ketika ia menjual, bila membeli, dan ketika menuntut hak.” (HR. Bukhari)
    “Allah memberkahi penjualan yang mudah, pembelian yang mudah, pembayaran yang mudah dan penagihan yang mudah”. (HR. Aththahawi)


  6. Tidak Melupakan Akhirat
    Seorang pedagang Muslim harus seimbang antara mencari rezeki dunia dan mempersiapkan kehidupan akhirat. Jangan sampai sibuk berdagang membuat seseorang lalai menjalankan kewajiban agama, seperti shalat dan menunaikan rukun Islam lainnya.

    Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
    “Apa yang di sisi Allah adalah lebih baik daripada permainan dan perniagaan, dan Allah sebaik-baik pemberi rezeki.” (Q.S Al-Jumu’ah (62): 11)
Etika dalam berbisnis atau berniaga dalam Islam bukan hanya pedoman moral, tetapi juga jalan untuk meraih keberkahan. Dengan menjalankan prinsip-prinsip tersebut, seorang pengusaha Muslim tidak hanya akan sukses di dunia, tetapi juga mendapatkan balasan yang mulia di akhirat.

Mari jadikan prinsip-prinsip ini sebagai pedoman dalam berbisnis untuk meraih keberkahan dan keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Berilmu dulu sebelum beramal! Termasuk dalam perkara muamalah seperti investasi. Cari tahu dulu instrumen investasinya dan pastikan sesuai dengan kemampuan kita, supaya bisa lebih tenang saat berinvestasi

Jangan Lewatkan! Temukan Daftar Efek Investasi Syariah Terbaru
_______________
SHAFIQ adalah ‘mini bursa’ platform investasi digital layanan urun dana syariah yang berkomitmen memberikan edukasi finansial, bisnis serta investasi syariah. Raih kesempatan mendapatkan pendanaan bisnis hingga 10 miliar atau sebagai investor bisnis di sektor riil. Segera daftar dan lengkapi datanya sebelum investasi.

Wajib diperhatikan!!
  • Investasi pada efek (saham/sukuk) mengandung risiko tinggi. Pastikan memahami skema bisnisnya melalui prospektus yang disampaikan!
  • Tujuan konten ini untuk edukasi dan literasi dan bukan rekomendasi untuk beli/jual produk investasi tertentu.
References:
Share