Mulai Investasi Itu Perlu Ilmu, Ini Fondasinya!

1. Instrumen Investasi yang Sesuai Tujuan dan Profil Risiko
   Setiap instrumen investasi memiliki risiko yang melekat pada produknya. Risiko investasi menggambarkan ketidakpastian dan kemungkinan investor akan mengalami kerugian investasi atau imbal hasil yang diharapkan tidak sesuai dengan kenyataan. Dalam hal ini, risiko investasi berbanding lurus dengan imbal hasil investasi.
   
   Semakin tinggi risiko suatu investasi, maka imbal hasilnya pun semakin tinggi dan sebaliknya, apabila semakin rendah risikonya, maka imbal hasilnya juga rendah. Selain itu, semakin panjang jangka waktu investasinya, risikonya pun semakin tinggi karena ketidakpastian yang semakin besar. 👉 Baca selengkapnya di sini.
   
   
2. Manfaat Investasi Pakai Uang Dingin
   Investasi adalah kegiatan yang banyak dilakukan oleh masyarakat untuk mencapai tujuan keuangan jangka panjang. Investasi dapat memberikan keuntungan dalam jangka waktu yang lama, namun keuntungan tersebut juga disertai dengan risiko yang tidak dapat dihindari.
   
   Maka penting bagi para investor untuk menggunakan uang dingin ketika berinvestasi. 👉 Baca selengkapnya di sini.
   
   
3. Investment is Not a Trend
   Fenomena FOMO (Fear of Missing Out) menjadi pemicu utama. Karena takut dianggap ketinggalan zaman, banyak yang akhirnya berinvestasi tanpa riset mendalam, bahkan terjebak dalam skema investasi ilegal.
   
   Padahal, investasi bukan sekadar tren—ini adalah bagian dari gaya hidup cerdas finansial yang harus dijalani dengan strategi dan kehati-hatian. 👉 Baca selengkapnya di sini.
   
   
4. Don't Put All Your Eggs in One Basket
   Investasi adalah seni yang memadukan analisis, keberanian, dan strategi. Bagi seorang investor, pemahaman terhadap berbagai prinsip dasar investasi bisa menjadi penentu antara meraih keuntungan atau mengalami kerugian. 👉 Baca selengkapnya di sini.
   
   
5. Wajib Cek Prospektusnya Dulu!
   Kebayang kan? Kamu gak mungkin mau taruh duit di tempat yang kamu gak ngerti sama sekali bisnisnya jalan gimana. Nah, prospektus ini tuh ibarat "profil lengkap" si bisnis — dari struktur usaha, penggunaan dana, sampai risiko-risikonya.
   
   Ingat, jadi investor bukan sekadar soal cuan, tapi juga tentang bijak kelola keuangan. Yuk, mulai disiplin baca prospektus sebelum menaruh uang ke mana pun. Dengan begitu, kamu bisa lebih tenang, gak gampang kejebak tren sesaat, dan bisa nentuin sendiri arah finansialmu. 👉 Baca selengkapnya di sini.
   
   
6. Inilah Cara Memulai Investasi di SHAFIQ
   Gak Cuma Mudah, Investasi di SHAFIQ Juga Praktis! Ini 4 Langkah Mulainya.
   
   SHAFIQ.id adalah platform Securities Crowdfunding (SCF) Syariah berbasis digital yang hadir untuk kamu yang ingin #Investasiberjamaah dengan cara yang praktis, aman, dan tentu saja berkah. Lewat SHAFIQ, kamu bisa urun dana ke berbagai proyek bisnis riil UKM yang telah dikurasi dan sesuai prinsip syariah. 👉 Baca selengkapnya di sini
   
   
7. Penting! Apa Tujuanmu Saat Bekerja dan Berinvestasi?
   Di era serba cepat ini, kerja keras dan kejar cuan sering kali jadi motivasi utama dalam hidup. Tapi… sudahkah kita bertanya: "Sebenarnya, untuk apa kita bekerja dan berinvestasi?"
   
   Tanpa sadar, banyak orang rela menghalalkan segala cara demi mendapatkan harta. Mulai dari praktik riba yang samar, investasi penuh ketidakjelasan (gharar), hingga sikap zalim yang merugikan orang lain.
   
   Semua dilakukan atas nama keuntungan besar dan hasil instan. Padahal, sebagai Muslim, kita tidak hanya dituntut untuk produktif secara ekonomi, tetapi juga harus berintegritas dalam bermuamalah. 👉 Baca selengkapnya di sini

Gak Perlu Tajir Dulu Buat Mulai Investasi